Belajar dasar-dasar teknik fotografi membutuhkan sedikit usaha dan
salah satu konsep fotografi yang cukup kompleks bagi pemula adalah
hubungan antara ISO, aperture dan shutter speed.Grafik di atas
menggunakan pendekatan sederhana berbagai setting dan efeknya terhadap
hasil foto.
Bagaimana jumlah cahaya yang Anda tentukan akan
mempengaruhi foto, bagaimana pengaturan tertentu dapat meningkatkan
noise, dan bagaimana tingkat fokus bisa berubah-rubah.
Secara
singkat bagian atas merupakan setting aperture, kemudian tengah adalah
shutter speed, dan ISO di bagian bawah. Ini tentu saja bukan
representasi sempurna dari apa yang akan Anda dapatkan, tapi ini adalah
visualisasi yang bagus yang membantu memahami dasar-dasar teknik
fotografi terutama bagi pemula.
1. Foto dengan POI Fokus dan Background Blur
Kita ingin mendapatkan foto dengan obyek point of interest (POI) fokus
dan background blur, kondisi ini yang biasanya digunakan untuk mengambil
foto portrait. Kita lihat saja panduan paling atas dan pilih hasil
dengan gambar orang berdiri fokus dengan background gunung yang blur.
Terlihat yang menentukan background blur adalah aperture atau bukaan
besar dari f/5.6 – f/1.4 bisa memberi efek yang diinginkan. Semakin
besar bukaan, semakin sempit DOF (kedalaman fokus), semakin blur
background terhadap POI. (Perlu dicatat bahwa seberapa besar bukaan yang
bisa dilakukan sangat tergantung lensa yang digunakan).
Selain
aperture sebenarnya ada hal lain yang menentukan background blur yang
tidak disebutkan pada gambar infografis di atas, yaitu jarak antara POI
dan background. Semakin jauh jaraknya semakin jauh juga
perbedaan
tingkat fokus antara obyek di depan dengan background.
2. Foto Adegan Bergerak Dengan Jaminan Obyek Fokus
Faktor utama yang menentukan fokus tidaknya saat mengambil foto obyek
yang sedang bergerak adalah Shutter Speed (kecepatan rana). Dalam
infografis di atas digambarkan sebagai orang yang berlari. Maka jika
ingin mengambil foto obyek bergerak dan fokus pastikan shutter speed di
kisaran 1/1000s – 1/500s, sangat tergantung secepat apa gerakannnya.
Shutter lebih lambat dari itu bisa dipastikan obyek POI akan blur.
Yang patut diperhatikan (karena tidak disebutkan pada gambar) adalah
bahwa untuk bisa menggunakan kecepatan rana 1/1000s harus dipastikan
cahaya cukup, karena jika tidak hasil foto akan gelap atau underexposed.
Untuk mendapatkan cahaya berlimpah selain dari kondisi tempat
pengambilan foto juga dari setting aperture yang besar.
3. Foto Dengan Kualitas Terbaik
Yang terakhir adalah bagaimana cara mendapatkan foto dengan kualitas
terbaik dalam artian tidak memiliki atau minim noise. Kalau lihat di
panduan tersebut digambarkan dengan hasil foto berbintik. Semakin tinggi
setting ISO yang digunakan semakin noise hasil foto yang akan
didapatkan, jadi jika tidak ingin noise muncul usahakan memakai ISO
serendah mungkin. Contoh adalah ISO 50, ISO 100. Abaikan ISO paling
tinggi karena hasil foto sangat tidak jelas, banyak bintik-bintik noise
dan warna jadi kacau.
Perlu dicatat lagi bahwa memang kita tidak
selalu bisa memilih ISO rendah. ISO adalah tingkat sensitifitas, tujuan
ISO tinggi sebenarnya agar kita bisa mendapatkan cahaya lebih banyak
pada saat kondisi minim cahaya. Karena jika kondisi lowlight kita
memakai ISO rendah hasil foto akan gelap (sensor kurang sensitif).
Teknologi semakin maju dibandingkan beberapa tahun lalu, saat ini
memakai ISO 6400 pun pada kamera terbaru bisa mendapatkan hasil yang
sangat baik.
Kesimpulan
Aperture, Shutter Speed dan ISO tidak
berdiri sendiri seperti yang digambarkan pada info grafis di atas.
Sebenarnya ketiganya akan saling memberi efek kompensasi satu sama lain.
Tetapi untuk belajar teknik fotografi awal informasi di atas sudah
sangat baik. Lakukan percobaan secara terpisah antara ketiga settingan
tersebut. Dengan berjalannya waktu, semakin banyak moto dengan setting
manual, akan mengerti dengan sendirinya hubungan antara ketigannya.
Semoga bermanfaat.